Bagian 1
1.
Tuliskan pengertian puisi anak !
2.
Tuliskan hakikat dan karakteristik puisi
anak !
3.
Apa yang dimaksud pembacaan puisi
sebagai kegiatan reseptif dan produktif ?
4.
Menurut anda, apa perbedaan antara puisi
dewasa, puisi remaja, dan puisi anak ?
5.
Tuliskan ciri-ciri puisi anak !
JAWABAN
:
1.
Pengertian puisi anak adalah puisi yang
ditulis untuk anak dengan bahasa lugas dan mudah dipahami anak yang isi dan
bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak serta akrab dengan
dunia anak-anak.
2.
Hakikat dan karakteristik puisi anak
adalah puisi anak umumnya masih menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh
anak-anak. Selain itu, kata-kata itu juga dirangkai masih seperti struktur asli
kalimat.
3.
Membaca puisi disebut sebagai kegiatan
reseptif bila pembaca bermaksud memahami makna dan menikmati keindahan sebuah
puisi untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, kegiatan membaca puisi disebut sebagai
kegiatan produktif bila pembaca mencoba untuk mengkomunikasikan isi puisi (yang
dibaca) kepada sejumlah penikmat yang sebagian besar tidak atau belum akrab
dengan puisi tersebut.
4.
Perbedaan antara puisi dewasa, puisi
remaja, dan puisi anak adalah puisi anak adalah puisi yang mengacu kepada dunia
anak yang berisi tentang kehidupan yang dekat dengan anak seperti dunia
bermain, imajinasi yang disesuaikan dengan tingkat pemikiran mereka yang masih
sederhana dan bahasa yang digunakan adalah biasanya sederhana dan tidak rumit.
Sedangkan puisi remaja dan dewasa hampir sama karena isinya berisi tentang
kehidupan yang lebih luas misalnya dunia kerja, dunia kuliah, bahkan dunia
malam, karena rasanya tidak etis jika puisi anak berisi tentang kehidupan malam
disamping itu bahasa yang digunakan dalam puisi remaja maupun dewasa adalah
lazim memakai banyak istilah jika diperlukan yang memperkuat kesan cerita.
5.
Ciri-ciri puisi anak adalah :
ü Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.
ü Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.
ü Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang
dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata
dalam cara baru.
ü Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.
ü Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
ü Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan
menangkap sesuatu dari puisi itu.
ü Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak,
menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan
membangkitkan semangat pribadi anak-anak.
ü Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
Bagian 2
1. Tuliskan pengertian sastra anak
Jawab:
Sastra anak
adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa lisan maupun tertulis dan dapat ditanggapi serta
dipahami oleh anak-anak dan pada umumnya berangkat dari fakta konkret dan mudah
diimajinasikan.
2.
Sastra anak
memiliki ciri dan jenis sastra anak, kemukakan hal tersebut!
Jawab:
- Ciri sastra anak
- Cerita anak mengandung tema yang mendidik dan menyentuh
- Berisi ritme yang meriangkan anak
- Sastra anak ceritanya tidak terlalu panjang
- Terdapat rima dan bunyi yang serasi dan indah
- Berisi pengetahuan yang dapat menambah wawasan pikiran anak
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak
- Jenis sastra anak
- Realisme, Yaitu sebuah cerita yang mengisahkan berbagai peristiwa, aksi, dan interaksi yang seolah – olah memang benar dan penyelesainnya pun masuk akal dan dapat dipercaya.
- Fiksi formula, Yaitu cerita yang terdiri dari dari cerita misteri, detektif, romantic dan novel serial.
- Cerita fantasi, Yaitu cerita yang menggambarkan pelaku, peristiwa, maupun latar secara fantastis, dalam arti diluar nalar tetapi mampu menekan ketidak percayaan pembaca sehingga sesuatu sungguh – sunguh tidak akan bias terjadi dalam kehidupan nyata tergambarkan sebagai sesuatu yang seakan – akan bias benar – benar terjadi. Contoh kursi ajaib
- Sastra tradisional, Yaitu cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya dan dikisahkan secara turun temurun melalui lisan.
- Puisi, Yaitu karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata – kata kiasan ( imajinatif )
- Non fiksi
- Yaitu karya sastra yang dibuat berdasarkan data – data yang otentik tapi dapat juga data itu dikembangkan menurut imajinasi penulis.
3.
Apa yang
menyebabkan sehingga sebuah buku cerita tidak menarik untuk dibaca?
Jawab:
- Penyajian tokoh dalam cerita tersebut terlalu banyak sehingga pembaca agak kesulitan serta bingung dalam memahami cerita tersebut.
- Sampulnya tidak begitu bagus dipandang sehingga orang tidak tertarik untuk membacanya.
- Penceritaan dan gaya bahasanya kurang bagus untuk dipahami oleh pembaca
- Tema dan juduk dari buku tersebut kurang menarik sehingga pembaca malas untuk membacanya.
- Penyajian halaman buku cerita tersebut terlalu banyak atau terlalu tebal sehingga orang akan berfikir yakni butuh waktu berapa lama untuk menghabiskan membaca buku itu, sebelum mereka mencobanya.
4.
Tuliskan
manfaat bacaan sastra anak untuk anak SD kelas awal!
Jawab:
·
Manfaat
estetis, yaitu sastra anak-anak mampu memberikan keindahan bagi pembacanya
dalam hal ini anak-anak.
·
Manfaat
pendidikan, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada anak-anak sehingga
mereka mengetahui mana moral yang baik dan buruk
·
Menfaat
rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi mereka
·
Sastra dapat
membangkitkan motivasi anak dalam belajar
·
Sastra anak
dapat mengembangkan daya imajinasi anak-anak
5.
Bila
dibandingkan dengan dongeng, apa tujuan dari mite?
Jawab:
- Menggarap tokoh yang hanya berpusat pada seorang pelaku
- Menggarap peristiwa yang bersifat khas dan unik sehingga tidak mungkin digambarkan terjadi pada tempat lain
- Akhir cerita biasanya bersifat tragis karena tokoh utamanya mati atau mengalami nasib yang menyedihkan
- Menggambarkan sikap dan suasana yang pesimistik
Bagian 3
1.
Sejak kapan
anak mulai mengenal atau diperkenalkan pada sastra ?
Jawab:
Sastra anak
sebenarnya sudah ada sejak dahulu, hanya saja perhatian terhadapnya baru gencar
beberapa saat ini. Hal ini terbukti dengan berbagai contoh sastra anak seperti
cerita seri binatang”si kancil” puisi lagu seperti”keplok ame-ame”,”burung
kakatua”,”satu-satu”,dan lainnya.
2.
Tuliskan
yang termasuk sastra anak yang berwujud lisan dan tulisan ?
Jawab:
Bacaan komik
hadir dengan keunikannya sendiri, tampil dengan deretan gambar-gambar
panel-panel dengan sedikit tulisan tangan yang ditempatkan pada balon-balon.
Gambar-gambar komik itu sendiri pada umumnya sudah “berbicara” dan dibuat
menjadi deretan gambar yang menampilkan alur cerita, komik dikategorikan
sebagai sastra. Genre sastra anak dengan berbagai hal yang berbeda dengan
sastra dewasa dengan salah satunya adalah masih dominannya unsur gambar dalam
sastra anak. Sastra anak terdiri atas berbagai genre dan dapat berwujud lisan
dan tertulis.
3.
Tuliskan
pengertian dibawah ini dan berikan contohnya ?
- Buku Alpabet
- Buku Konsep
- Buku Berhitung
Jawab:
- Buku Alphabet adalah buku yang berisi bagian terkecil dari sebuah bahasa , jadi’Alphabet’ yang mengawali adanya penulisan bahasa. Contohnya simbol “a”,”b”,”c”.
- Buku konsep adalah buku yang berisi pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran untuk mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masi dalam angan-angan seseorang. Contohnya konsep HAM pada anak.
- Buku berhitung adalah buku lain yang juga dipergunakan untuk literasi awal pada anak usia persekolahan atau sekolah kelas awal, yaitu mulai usia sekitar tiga tahun.
SOAL- JAWAB
:
Bagian 4
- Menurut anda, jenis karya sastra apa yang paling diminati oleh anak?
Jawab :
·
Puisi
anak :
Puisi anak adalah
puisi untuk dikonsumsi anak, yang isinya sesuai dengan lingkungan anak, usia
anak dan memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk sikap, budi pekerti yang
luhur, serta memiliki nilai seni.
·
Drama anak :
Drama
anak-anak adalah proses lakuan anak sebagai tokoh. Dalam berperan, mencontoh
atau meniru gerak pembicaraan seseorang, menggunakan atau memanfatkan
pengalaman dan pengetahuan tentang karakter dan situasi dalam suatu lakuan,
baik dialog maupun monolog guna menghadirkan peristiwa dan rangkaian cerita tertentu
·
Cerita
anak-anak :
cerita
anak-anak merupakan cerita sederhana yang kompleks. Kesederhanaan itu ditandai
oleh syarat yang wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, sehingga cerita
anak-anak harus berbicara tentang kehidupan anak-anak.
Adapun jenis-jenis
cerita anak yang cocok untuk SD adalah :
·
Cerita
Jenaka :
Cerita
jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang
tokoh yang lucu. Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang
tokoh atau pula karena kecerdikannya.
- Dongeng :
Dongeng
adalah cerita yang didasari atas angan-angan atau khayalan. Dalam dongeng
terkandung cerita yang menggambarkan sesuatu diluar nyata, seperti Timun Mas,
Putri Salju, Peri yang baik hati, dan sebagainya.
- Fable :
Fabel adalah
cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya. Di dalam fabel,
para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat
berpikir, bereeksi dan berbicara. Fabel mengandung unsur mendidik karena
diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengandung ajaran moral. Misalnya, “
Kancil dan Kera “, “ Kancil dan Buaya”.
- Legenda :
Legenda
adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian dengan
sejarah yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada alam atau cerita tentang
terjadinya suatu negeri, danau atau gunung. Contoh cerita “Malin Kundang”,
“Batu Menangis”, Sangkuriang”, “asal Usul Kota Surabaya”
- Mie atau mitos :
Mite atau
mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno, menyangkut
kehidupan dewa-dewa atau kehidupan makhluk halus. Mitos adalah cerita yang
mengandung unsur-unsur misteri, dunia gaib, dan alam dewa.
2. Sebutkan aspek-aspek apa saja yang
perlu diperhatikan dalam menilai sebuah karya sastra dalam bentuk bacaan
cerita?
Jawab :
·
Kejelasan
bahasa :
Yang dipilih
harus menggunakan bahasa yang sederhana, lugas. Kalimatnya pendek-pendek, tidak
rumit sehingga memudahkan siswa menangkap isinya. Kata-kata yang digunakan
bermakna lugas. Kejelasan bahasa memungkinkan siswa mudah menemukan unsur-unsur
yang membangun sebuah karya sastra.
·
Kejelasan
tema :
Yang dipilih
harus mempunyai tema yang terbuka. Artinya, tema dapat ditemukan dengan
langsung oleh siswa.
·
Kesederhanaan
plot :
Yang dipilih
harus mempunyai plot maju. Maksudnya, rangkaian peristiwa yang membentuk isi
cerita tersusun secara kronologis dari awal hingga akhir. Cerita dengan plot
maju memungkinkan siswa terkandung dalam cerita itupun mudah ditangkap oleh
siswa.
·
Kejelasan
perwatakan :
Perwatakan
tokoh-tokoh dalam cerita yang diplih harus terdeskripsi secara sederhana
sehingga siswa dapat dengan mudah dan cepat mengenali tokoh-tokoh itu. Dengan
demikian, pesan yang terkandung dalam cerita itu pun mudahn ditangkap oleh
siswa.
·
Kesederhanaan
latar :
Latar atau
setting dalam cerita yang dipilih harus tidak berbeda jauh dengan
lingkungan tempat tinggal siswa sehingga mereka merasa akrab dengan suasana
dalam cerita itu.
·
Kejelasan
pusat pengisahan :
Pusat
pengisahan dalam cerita yang dipilih harus konsisten. Artinya, jangan terlalu
banyak terjadi pergantian fokus. Seringnya terjadi pergantian fokus menyulitkan
siswa mengikuti jalan ceritnya.
3.
Tuliskan
pengertian di bawah ini:
Jawab :
·
Alur cerita
:
ialah
peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan tertentu.
Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan
kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Jalin-menjalinnya berbagai peristiwa,
baik secara linear atau lurus maupun secara kausalitas, sehingga membentuk satu
kesatuan yang utuh, padu, dan bulat dalam suatu prosa fiksi.
·
Tema :
adalah
gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di
dalam teks sebagai stuktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan
atau perbedaan-perbedaan.
·
Penokohan :
adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita
·
Latar
:
adalah
penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi
4.
Bagaimana
cara menumbuhkan kemampuan anak SD memahami kasya sastra ?
Jawab :
Cara
menumbuhkan kemampuan anak SD untuk memahami karya sastra adalah dengan cara
memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi dalam berbagai jenis karya
sastra yang mereka sukai walaupun sebagaimana kita ketahui anak SD belum
mengetahui atau memahami secara utuh bagaimana jenis – jenis karya sastra
tersebut. Ajarkan sastra itu seperti sebuah kebebasan, tidak ada tekanan, anak
bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Guru juga perlu mengetahui bagaimana
karakteristik, ciri khas dan kemampuan yg dimiliki peserta didiknya serta
mengembangkan sesuai tahapan usianya. Selain itu, guru harus mencoba memberikan
pelajaran – pelajaran baru tentang sastra yg sesuai dengan bakat dan
minat serta menganggap siswa sebagai anak dan sahabat yang dapat menerima
segala keluhan – keluhannya.
5.
Tuliskan dan
jelaskan tahapan tingkat perkembangan kognitif anak ditinjau dari sudut pandang
psikologis
Jawab :
Ditinjau
dari sudut pandang psikologis anak ( intelektual anak), tahap perkembangan
kognitif anak terdiri dari empat (4) tahapan , yaitu :
- Tahap 1: Periode Sensorimotor (sejak kelahiran sampai usia 2 tahun) dicirikan dengan fase interkoordinasi progresif dari skema menjadi lebih komplek dan terintegrasi. Pada fase pertama, respon-respon bersifat bawaan dan berupa refleks-refleks yang tidak disengaja, seperti misalnya menghisap. Pada fase selanjutnya, skema-skema refleks mulai terkontrol secara sadar. Dengan demikian pada fase ini anak sudah mulai bisa membangun pikirannya tentang bagaimana lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor.
- Tahap 2: periode pra-operasional (usia 2-7 tahun), perilaku anak berubah dari depedensi tindakan menuju pemanfaatan representasi mental dalam tindakan-tindakannya atau yang bisa disebut berfikir. Namun anak pada tahap pra-operasional belum mengembangkan sistem organisasi pikiran-pikirannya. Ketika kita berada di sekitar mereka dan mereka tidak melihat kita, mereka tidak berfikir bahwa kita dapat melihat mereka. Ini adalah contoh klasik egosentrisme anak pada tahap ini.
- Tahap 3: periode operasional konkret (usia 7-11 tahun) adalah tahap penyempurnaan tiga ranah penting dalam pertumbuhan intelektual, yaitu: konservasi, klasivikasi, dan transivias. Konservasi, ranah pertama, adalah kemampuan untuk mentransformasikan sifat objek. Klasifikasi melibatkan pengelompokan dan kategorisasi objek-objek yang mirip. Transitivitas adalah dua kemampuan yang terpisah namun berhubungan.
- Tahap 4 : periode tahap Operasional Formal (12-dewasa)
Sekitar usia
12, anak-anak masuk ke tahap baru lebih tinggi kognisi. Pikiran remaja yang
sudah mampu memanipulasi representasi mental yang kompleks. Orang dewasa muda
menjadi mampu berpikir dalam abstraksi-menggunakan ide-ide, bukan hanya beton
benda-cara yang sebelumnya menghindari pegang mereka. Mereka dapat alasan
tentang situasi hipotetis dengan presisi dan realisme.
Bagian 5
1. Tuliskan dan jelaskan enam fase
dalam perkembangan moral anak!
Jawab :
Ada enam
Fase Moral Menurut Kohlberg :
·
Orientasi
kepatuhan dan hukuman
·
Orientasi
minat pribadi
·
Orientasi
keserasian interpersonal dan konformitas
·
Orientasi
otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
·
Orientasi
kontrak sosial
·
Prinsip
etika universal
Dimana,
keenam tingkatan tersebut dibagi kedalam 3 tahapan yaitu :
·
Tahap Pra –
Konvensional
Seseorang
yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu
tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung.
·
Orientasi
kepatuhan dan hukuman
Dalam tahap
pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari
tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap
salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman
diberikan dianggap semakin salah tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu
bahwa sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini
bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.
·
Orientasi
minat pribadi ( Apa untungnya buat saya?)
Tahap dua
menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan
dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan
perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga
berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan
akan kugaruk juga punggungmu.” Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak
didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan
perspektif tentang masyarakat dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan
kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani
kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia
dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
·
Tahap
Konvensional
Pada tahap
tiga, orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (sikap anak baik)
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini.
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini.
Pada tahap
empat berorientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial ( Moralitas hukum
dan aturan). Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan,
dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat.
Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan
individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi
kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa
yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme. Bila seseorang bisa melanggar
hukum, mungkin orang lain juga akan begitu – sehingga ada kewajiban atau tugas
untuk mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum, maka secara ia
salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap
ini karena memisahkan yang buruk dari yang baik.
·
Tahap Pasca
– Konvensional
Tahap ke-
lima orientasi kontrak sosial, dalam tahap ini, individu-individu dipandang
sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah
penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang
tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai
ditahan atau dihambat. Kenyataannya, tidak ada pilihan yang pasti benar atau
absolut – ‘memang anda siapa membuat keputusan kalau yang lain tidak’? Sejalan
dengan itu, hukum dilihat sebagai kontrak sosial dan bukannya keputusan kaku.
Aturan-aturan yang tidak mengakibatkan kesejahteraan sosial harus diubah bila
perlu demi terpenuhinya kebaikan terbanyak untuk sebanyak-banyaknya orang. Hal
tersebut diperoleh melalui keputusan mayoritas, dan kompromi. Dalam hal ini,
pemerintahan yang demokratis tampak berlandaskan pada penalaran tahap lima.
Prinsip etika universal ( Principled conscience), dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari John Rawls). Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara ini, tindakan tidak pernah menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya.
Prinsip etika universal ( Principled conscience), dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari John Rawls). Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara ini, tindakan tidak pernah menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya.
2. Kemampuan anak memahami karya sastra
juga sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan kemampuan berbahasanya.
Menurut anda benarkah itu?
Jawab :
Ya,
perkembangan berbahasa anak sangat penting dalam upaya mengembangkan kemampuan
apresiasi sastra anak maupun pengalaman bersastra pada anak, karena dengan
adanya perkembangan bahasa, seorang anak dapat mengenal dan mengetahui
bagaimana bunyi – bunyi kabahasaan, memahami kata – kata , maupun kalimat dari
sebuah karya sastra. Karena dengan bahasalah seorang anak dapat
mengapresiasikan dan memahami bagaimana isi atau makna yang terkandung dalam
sutu karya tersebut. Melalui bahasa seorang anak dapat tahu bagaimana simbolis
perasaan pengarang atau seorang sastrawan yang tercantum dalam karya sastra
yang ia ciptakan. Intinya dengan kemampuan perkembangan bahasalah seorang anak
dapat mengapresiasikan apa yang ia rasakan pada suatu karya sastra.