BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat
popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang
sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan
pertunjukan–pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi
lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan
mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke
situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Menjelaskan
tentang sejarah drama.
2. Menjelaskan
tentang pengertian drama.
3. Mengidentifikasi
bentuk-bentuk drama.
4. Mengidentifikasi
unsur-unsur drama.
5. Menjelaskan
manfaat yang diperoleh dari drama.
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
menjelaskan tentang sejarah drama.
2. Untuk
menjelasan pengertian drama.
3. Untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk drama.
4. Untuk
mengidentifikasi unsur-unsur drama.
5. Untuk
menjelaskan manfaat yang diperoleh dari drama.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH DRAMA
Kebanyakan dari kita
mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Ada tiga macam teori yang
mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang
dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolongan dari
Dewa. Upacara ini mengandung banyak unsur drama. Para pendeta sering memerankan
mahluk supranatural atau binatang dan kadang–kadang meniru aksi berburu. Kisah
ini berkembang dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak
ada lagi. Dan itu merupakan dasar dari banyak drama.
Teori kedua bahwa
himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara
memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan
almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor
tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makin lama
makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada
dua pembicara diatas panggung.
Teori ketiga memberi
kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah–kisah
yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah-kisah
perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah
gugur.
Ketiga teori itu
merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang
terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon,
action adalah intisari dari seni pertunjukan.
B.
PENGERTIAN DRAMA
Kata drama berasal
dari bahasa Yunani Draomai yang
berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti
perbuatan atau tindakan. Drama adalah hidup yang dilukiskan
dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Drama adalah hidup yang dilukiskan
dengan gerak dan konflik merupakan sumber pokok dari
drama.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai
komposisi syair atau prosa
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan
dan watak melalui tingkah
laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Kedua, cerita atau
kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan
teater. Ketiga, kejadian yang menyedihkan.
Arti pertama dari Drama adalah kualitas
komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan
perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan
dengan gerak (life presented in action).
Arti
ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan
penonton (audience)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame,
sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk
menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah
yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah
yang punya arti penting meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak
bahagia tapi tidak bertujuan
mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering
diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita
lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog
itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan,
cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen
dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat
kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah
drama hanya terdiri atas dialog mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi
petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli,
dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama petunjuk pementasannya disebut nebentext atau
tek sampingan.
Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh
akting para pemain yang menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan,
perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasana dan menghidupkan panggung itu
menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh
disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain. Pada puisi,
daya ekpresi dan irama menempati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi
tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada
adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana
dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti
yang dilakukan Rendra. Maka tidak diragukan lagi drama kadang dianggap diambil
dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan. Mungkin drama memperoleh
hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan
pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama seperti halnya karya sastra pada
umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup.
Unsur dasar drama perasaan, hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur
utama pengalaman manusia.
Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional
tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya.
Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua
pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi
kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna dengan menghapus
hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang penting.
Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia
menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas
panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian
paling penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan action,
emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Dan satu
keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggungkan
drama itu.
C.
BENTUK-BENTUK
DRAMA
Drama
menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama
lama. Drama baru / drama modern adalah
drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang
umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
Sedangkan drama lama / drama klasik adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan
dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
1.
Berdasarkan bentuk sastra
cakapannya, drama dibedakan menjadi dua
yaitu:
·
Drama puisi, yaitu
drama yang sebagian
besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan
unsur-unsur puisi.
·
Drama prosa, yaitu drama yang
cakapannya disusun dalambentuk prosa
2.
Berdasarkan sajian isinyaa.
·
Tragedi (drama duka), yaitu
drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang
terlibat dalam situasi gawat karena
sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada
keputus asaan dan kehancuran. Dapat juga
berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar
biasa, yang berakhir dengan malapetaka
atau kesedihan.
·
Komedi (drama ria), yaitu drama
ringan yang bersifat
menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
·
Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama
yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir
dengan kebahagiaan.
3.
Berdasarkan kuantitas
cakapannyaa.
·
Pantomim, yaitu drama tanpa
kata-katab
·
Minikata, yaitu drama yang
menggunakan sedikit sekali kata-kata.
·
Dialogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4.
Berdasarkan besarnya pengaruh
unsur seni lainnyaa.
·
Opera/operet, yaitu drama yang
menonjolkan seni suara atau musik
·
Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan
seni eksposisi.
·
Tablo, yaitu drama yang
menonjolkan seni eksposisi
5.
Bentuk-bentuk lainnya
·
Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
·
Drama baca, naskah drama yang
hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
·
Drama borjuis, drama yang
bertema tentang kehidupan bangsawan
(muncul abad ke-18)
·
Drama domestik, drama yang
menceritakan kehidupan rakyat biasa.
·
Drama duka, yaitu drama yang khusus
menggambarkan kejahatan atau keruntuhan
tokoh utama.
Ø Drama liturgis, yaitu drama yang
pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad
Pertengahan).
Ø Drama satu babak, yaitu lakon yang
terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemerannya, latar, serta pengaluran yang
ringkas.
Ø Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembangsesuai dengan festival
rakyat yang ada (terutama dipedesaan).
D. UNSUR-UNSUR DRAMA
1.
Unsur-unsur dalam drama
meliputi :
·
Tema : gagasan/ide/dasar cerita.
·
Alur
: tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi
Pemaparan, pertikaian, penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur maju/lurus, alur mundur, alur
sorot balik, alur gabungan.
·
Tokoh:Pemain/orang yang berperan dalam cerita.
Tokoh dilihat
dari watak :
protagonis, antagonis, dan tritagonis.
Tokoh dilihat
dari perkembangan watak :
tokoh bulat dan tokoh datar.
Tokoh dilihat
dari kedudukan
dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
· Latar : bagian dari cerita yang
menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh mengalami peristiwa.
Latar terbagi dalam :
Ø Latar sosial : latar yang berupa, waktu,
suasana, masa, bahasa.
Ø Latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang
tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.
·
Amanat : pesan atau sisipan
nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita.
Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi,
prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila
dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk
drama pementasan.
2.
Struktur drama meliputi:
·
Eksposisi, Isinya pemaparan masalah utama atau konflik
utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis.
Hasil akhir, Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
·
Raising Action, Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan
antar tokoh. Hasil akhir, Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis.
Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
·
Complication, Isinya perumitan
pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan
meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir, Antagonis
dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
·
Klimaks, Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir
,peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan
kekuatan antar kubu.
·
Resolusi, Isinya hadirnya tokoh
penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi
sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat
tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa
solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.
E.
MANFAAT DRAMA
Banyak hal yang dapat kita
raih dalam bermain drama, baik fisik maupun psikis. Di bawah ini akan diuraikan
manfaat bermain drama.
·
Meningkatkan pemahaman
Meningkatkan
pemahaman kita terhadap fenomena dan kejadian-kejadian yang sering kita
saksikan dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari bahwa
memahami orang lain merupakan pekerjaan yang paling sulit dan membutuhkan
waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah satu cara untuk memecahkannya.
Dengan bermain drama atau berteater kita selalu berkumpul dengan orang-orang
yang sama sekali berbeda dengan diri kita. Dari segi individual differences
inilah kita dituntut untuk memahami orang lain. Pemahaman kita kepada orang
lain tidak hanya dilihat dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut.
Meliputi sifat, watak, cara berbicara, cara bertindak (tingkah laku), cara
merespon suatu masalah, merupakan keadaan yang harus kita pahami dari orang
tersebut.
·
Mempertajam kepekaan emosi
Drama
melatih kita untuk menahan rasa, melatih kepekaan rasa, menumbuhkan
kepekaan, dan mempertajam emosi kita. Rasa kadang kala tidak perlu dirasakan,
karena sudah ada dalam diri kita. Perlu diingat bahwa rasa, sebagai sesuatu
yang khas, perlu dipupuk agar semakin tajam. Apa yang ada dihadapan kita perlu
adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang ada akan kita anggap wajar
saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Kita semakin peka terhadap sesuatu
tentu saja melalui latihan yang lebih. Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak
asyik, tidak mesra adalah bagian dari emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu
ditingkatkan untuk mencapai kepuasan batin.
Drama menyajikan semua itu.
Peka panggung, peka kesalahan, peka keindahan, peka suara atau musik, peka
lakuan yang tidak enak dan enak, semua berasal dari rasa. Semakin kita perasa
semakin halus pula tanggapan kita terhadap sesuatu yang kita hadapi.
·
Pengembangan ujar
Naskah drama sebagai genre sastra, hampir
seluruhnya berisi cakapan. Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar kita
semakin jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut dapat membantu
pendengar untuk mencerna makna yang ada. Harus ada kata yang ditekankan supaya
memudahkan pemaknaan. Dimana kita memberi koma (,) dan titik (.). hampir
keseluruhan konjungsi harus diperhatikan selam kita berlatih membaca dalam
bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada pendengar dan
lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di sini perlu adanya
kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda dalam setiap situasi. Tidak semua
situasi memerlukan vokal yang sama. Tidak semua kalimat harus ditekan melainkan
pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai salah
satu karya sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan serta ucapan.
·
Apresiasi dramatik.
Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman
drama. Realisasi pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak baik.
Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah mengenal drama.
Semakin sering kita menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman kita
terhadap drama atau teater. Karena itulah, kita dituntut untuk lebih
meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan
memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik.
·
Pembentukan Postur Tubuh
Postur
berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan dasar ini adalah
latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang terkait dengan postur adalah olah
tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain drama
memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya dapat membentuk postur
tubuh kita sedemikian rupa.
·
Berkelompok (Bersosialisasi)
Bermain drama tidak mungkin
dilaksanakan sendirian, kecuali monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan
secara berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita
pahami bersama, bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung
pada diri kita sendiri.
Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya.
Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.
Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya.
Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.
·
Menyalurkan hobi
Bermain drama dapat juga dikatakan sebagai
penyalur hobi. Hobi yang berkaitan dengan sastra secara umum dan drama
khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran
(sastra, tari, arsitektur).
blognya cantik sekali saya suka konsepnya, apalagi ada list lagunya juga... good job minnn...
BalasHapus