BAB I
PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan
da'wah amar ma'ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam
kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut
Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi
rahmatan lil-'alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilaksanakan melalui gerakan dakwah amar
makruf nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dengan sasaran umat da’wah dan
umat ijabah baik pada level perseorangan maupun masyarakat sebagaimana yang
menjadi misi persyarikatan.
Perjuangan
mendakwahkan Islam tersebut akan mencapai keberhasilan jika dilaksanakan
olehmereka yang benar-benar beriman dan beramal saleh yang senantiasa beribadah
kepada Allah.
STRATEGI
(KHITTAH) PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Ø Pengertian Khittah
Khittah artinya garis besar perjuangan. khittah itu
mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman,
dan arah perjuangan. hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi
landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah.
garis-garis besar perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan
dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun.
Dengan demikian, khittah perjuangan dapat diartikan
sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam
mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya. Khittah perjuangan
Pemuda Muhammadiyah berisi pokok-pokok pikiran yang diharapkan dapat menjadi
garis perjuangan gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di dalam rumusan Khittah
Perjuangan ini terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek
pembaruan diarahkan pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam yang mampu menyelesaikan problematika umat Islam, khususnya
mereka yang bernaung di bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah. Sementara
aspek kesinambungan merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif yang
selama ini dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah diharapkan
bukan hanya sekedar retorika yang kaya wacana tetapi miskin kerja nyata.
Melalui khittah, gerakan Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pemulihan krisis yang telah lama menghimpit sendi-sendi
kehidupan bangsa dan negara. Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah bangkit sebagai
kekuatan terdepan di dalam merespon dan menyikapi dinamika zaman. Pemuda
Muhammadiyah harus tekun, rajin, dan cerdas dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi
hari esok.
Ø Pengertian
Strategi
Istilah strategi sering
diidentikkan dengan dunia kemiliteran. Pada mulanya memang istilah strategi itu
berasal dari dunia militer Yunani Kuno, yaitu “stratego”, yang artinya merencanakan pemusnahan musuh. Dalam bahasa Inggris,
kata ”strategy” (kata benda
dengan jamak ”strategies”)
berarti ilmu siasat (perang), atau siasat, akal. Dalam perkembangannya,
istilah strategi tidak hanya dimonopoli oleh khasanah dunia kemiliteran, tetapi
juga untuk hal-hal atau aspek kehidupan lain, seperti strategi pembangunan,
strategi perjuangan, strategi manajemen, dan sebagainya.
Dalam dunia dakwah
Islam istilah strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa prinsip
dan pola pelaksanaannya. Di lingkungan Muhammadiyah istilah “strategi
perjuangan” sering dikaitkan dengan “Khittah
Perjuangan” Muhammadiyah yang menyangkut pola dasar dan strategi program
persyarikatan. Bahkan dalam kaitan program, istilah strategi dikaitkan sebagai
garis kebijaksanaan yang menyangkut kristalisasi, konsolidasi, dan kaderisasi.
Jadi,
istilah “strategi perjuangan Muhammadiyah” menunjuk pada pengertian yang
bersifat umum dan operasional, yaitu rangkaian garis kebijakan dan langkah-langkah
gerakan berdasarkan perhitungan untuk melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan
persyarikatan.
Ø Urgensi
Strategi Perjuangan Muhammadiyah
Perumusan dan
pelaksanaan strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting dalam
menggerakkan Muhammadiyah mengingat:
·
Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam dengan kepribadiannya yang khas mempunyai misi dakwah amar makruf
nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dan lapisan masyarakat yang harus
direncanakan, dilaksanakan, dan dikembangkan terus menerus sepanjang waktu dan
keadaan.
·
Muhamadiyah dalam
mencapai misi, maksud dan tujuannya, maka harus melalui perjuangan yang
terencana, terarah, dan diperhitungkan sedemikian rupa melalui langkah-langkah
kebijakan dan operasional yang tepat.
·
Gerakan Muhammadiyah
meskipun memiliki landasan yang kokoh yang benar (Al-Qur’an dan Sunnah),
prinsip yang kuat, identitas yang jelas, fungsi dan misi yang pasti, serta
maksud dan tujuan yang jelas; hal-hal tersebut hanya akan menjadi idealisme
semata jika tanpa disertai dengan usaha-usaha konkret yang disusun secara
teratur, terencana, dan penuh perhitungan.
Dari
tiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perjuangan Muhammadiyah
merupakan faktor penting untuk menjembatani idealisme dengan perwujudannya
dalam kenyataan, antara yang normatif dengan empirik, antara cita-cita
subjektif dangan dunia objektif, serta menyambung gerakan antara masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang.
Ø Khittah Perjuangan sebagai Pola dasar dan teori Strategi
Ditinjau dari struktur konsepsinya, pada hakekatnya
strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari
Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu, Khittah Perjuangan Muhammadiyah
dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi Perjuangan Muhammadiyah.
Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan
Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka
berfikir untuk memahai dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah
sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas
teori perjuangan sebagaimana dikandung dalam khittah itu kemudia disusun
strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan pelaksanaannya.
Ø
Dasar Program Muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan
memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan
langkah kebijaksanaan sebagai berikut:
·
Memulihkan
kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota
masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta'at
beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah
masyarakat.
·
Meningkatkan
pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya
sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan
kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat.
Ø
Dimensi-Dimensi
Perjuangan
·
Dimensi Keagamaan
Pada dimensi keagamaan, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat
berperan aktif dalam menggiring umat ke posisi arus tengah Islam (ummatan
wa syatha). Dengan posisi ini, umat Islam tidak terjebak dalam skenario
yang dimainkan oleh pihak lain yang kerapkali bertujuan untuk memecah belah
umat Islam. Sudah saatnya umat Islam dikembalikan pada satu cita-cita, yaitu
membebaskan manusia dari setiap patologi sosial dan penyakit peradaban yang
selama ini merasuki alam pikiran manusia modern. Untuk itu, seluruh kader
Pemuda Muhammadiyah harus menebar pesona Islam di setiap waktu dan tempat
dengan cara melaksanakan ajaran Islam secara total.
Untuk melaksanakan ajaran Islam secara total, Pemuda Muhammadiyah
diharapkan dapat mengaktifkan kembali gerakan dakwah jama’ah dengan menjadikan
masjid sebagai pusat informasi dan komunikasi antar aktivis. Dakwah jama’ah
diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis
pemuda, tetapi lebih dari itu da’wah jama’ah juga diharapkan mampu melindungi
persyarikatan Muhammadiyah dari upaya “penyusupan” yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok tertentu di kalangan umat Islam yang memiliki kiprah dan ideologi
yang berbeda dengan Muhammadiyah.
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah harus memperluas jaringan dakwahnya
ke seluruh masyarakat hingga menyentuh berbagai suku, ras, budaya dan adat
istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Jalan yang dapat ditempuh
adalah dengan menghidupkan gerakan dakwah kultural yang juga berfungsi sebagai
sebagai salah satu sarana perekrutan kader-kader persyarikatan.
Dalam tatanan kehidupan beragama di tengah komunitas umat Islam,
Pemuda Muhammadiyah harus mampu menampilkan dirinya sebagai teladan dalam
menjembatani sekaligus memediasi setiap perbedaan pandangan, penafsiran, dan
praktek keagamaan yang terjadi di kalangan umat Islam.
Pemuda Muhammadiyah harus mampu merajut dan merekatkan ukhuwah
Islamiyah dengan cara mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan
Al-Sunnah secara bersama-sama.
Seiring dengan itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu menjadi
inspirator dan motivator dalam mengembangkan dakwah Islam yang humanis,
terbuka, dan mencerahkan. Pemuda Muhammadiyah menolak secara tegas segala
tindak kekerasan atas nama agama dalam memperjuangkan dan menegakkan agama
Islam. Agama Islam harus disampaikan dengan cara damai, santun, dan beradab
agar Islam benar-benar tampil sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan
lil ‘alamin).
Terkait dengan heterogenitas agama di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah
harus membuka diri untuk selalu melakukan dialog antar umat beragama. Cara yang
paling efektif untuk dilakukan adalah menjalin kerjasama lintas agama
dalam kerja-kerja kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah dapat memulai gerakan ini
dengan menciptakan musuh bersama (common enemy) agama-agama berupa
kebodohan, kemiskinan, krisis lingkungan, bencana alam, penyakit menular,
narkotika, dan lain-lain.
·
Dimensi sosial
Pada dimensi sosial, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi
garda terdepan dalam merajut kohesivitas sosial dengan seluruh komponen bangsa.
Dengan kohesivitas sosial yang baik, seluruh anak bangsa akan dapat bekerja
sama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih menjanjikan. Kohesivitas
sosial hanya dapat diwujudkan jika keadilan dapat ditegakkan pada seluruh
sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah
harus berani melawan setiap ketidakadilan yang terjadi baik yang dilakukan
secara personal maupun yang diorganisir secara struktural. Pemuda Muhammadiyah
berpandangan bahwa bangsa ini hanya dapat berdiri dengan kokoh atas dasar
prinsip-prinsip keadilan sebagaimana telah diperintahkan Allah
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, Pemuda Muhammadiyah
mendasarkan pokok perjuangannya kepada empat macam persoalan mendasar. Pertama,
rendahnya kualitas dan tidak meratanya akses pendidikan bagi semua anak bangsa.
Berkenaan dengan hal ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk melakukan
terobosan-terobosan baru dalam memperjuangkan kualitas dan kuantitas
lembaga-lembaga pendidikan. Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut
untuk selalu mengikuti, mengkritisi, sekaligus memberikan masukan konstruktif
pada setiap produk regulasi pendidikan yang ditetapkan pemerintah.
Kedua, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk
menjawab masalah ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu berperan aktif
dalam memperjuangkan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pelayanan kesehatan,
peningkatan kuantitas anggaran pembiayaan kesehatan, dan sosialisasi pola dan
gaya hidup sehat.
Ketiga, tingginya angka pengangguran dan maraknya tindak
kriminalitas. Menyikapi masalah ini, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat
berpartispasi aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung setiap usaha
semua pihak yang diarahkan pada upaya perbaikan taraf hidup rakyat.
Keempat, rendahnya moral dan akhlak anak bangsa. Terkait masalah
ini, Pemuda Muhammadiyah harus memprakarsai berbagai macam program yang
berorientasi pada upaya revitalisasi akhlak dan moral bangsa. Upaya ini dapat
dilakukan dengan cara menghidupkan kembali ajaran agama sebagai basis utama
pertahanan akhlak dan moral. Selain itu, kearifan-kearifan lokal yang dijadikan
sebagai panutan di masa lalu dapat dijadikan tawaran alternatif dalam
mengimbangi moralitas sekuler, hedonis, dan materialis akibat perkembangan
informasi dan teknologi serta arus globalisasi yang tidak terkendali.
·
Dimensi Ekonomi
Dimensi eknomi merupakan elan vital yang harus menjadi fokus
perhatian utama Pemuda Muhammadiyah. Secara umum, tingkat ekonomi umat Islam
masih berada di bawah tingkat ekonomi umat beragama lain. Fakta empiris
menunjukkan bahwa saat ini umat Islam cenderung dijadikan sebagai sasaran market
paling empuk dari negara-negara produsen. Umat Islam sama sekali tidak mampu
bersaing dalam pasar global yang semakin hari semakin kompetitif. Padahal,
ajaran Islam mengharuskan umat Islam untuk tidak hanya memperhatikan
persoalan-persoalan ukhrawi semata, tetapi juga harus memperhatikan
persoalan-persoalan duniawi
Melalui refleksi yang cukup dalam terhadap ayat tersebut, Pemuda
Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera mencari solusi dalam
memberdayakan ekonomi umat Islam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan sistem ekonomi syariah pada seluruh dimensi ekonomi umat sebagai
antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis yang selama ini “menjajah” umat
Islam. Pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan dengan mengembangkan
usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemberdayaan lembaga keuangan mikro
syariah (LKMS) baik formal seperti bank, asuransi, zakat, infaq, shadaqah,
dan koperasi maupun informal seperti pendirian lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat pada sektor pertanian,
perikanan, dan unit-unit ekonomi kerakyatan lainnya.
Sejalan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk mendidik
kader-kadernya agar siap diterjunkan ke dunia usaha sebagai pejuang-pejuang
ekonomi umat di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks ini, potensi jaringan
Pemuda Muhammadiyah secara nasional perlu dikembangkan sehingga memiliki daya
saing yang cukup tangguh dalam menggerakkan perekenomian umat. Potensi lain
yang dapat dikembangkan adalah pemberdayaan institusi-institusi Islam seperti
mesjid, sekolah-sekolah Islam, majlis ta’lim, dan Islamic center sebagai pusat
perekonomian umat.
·
Dimensi Politik
Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Oleh karena itu, Pemuda
Muhammadiyah menilai bahwa politik dan berpolitik bukanlah hal yang dilarang
oleh agama. Dan Pemuda Muhammadiyah bukanlah organisasi apolitik. Bahkan
sebaliknya, Pemuda Muhammadiyah menjadikan politik sebagai salah
satu sarana dakwah yang paling efektif dalam membumikan kehendak Tuhan di
muka bumi. Namun demikian, Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa kekuasaan politik
merupakan ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia
Oleh karena kekuasaan politik merupakan bagian dari ujian Allah,
maka Pemuda Muhammadiyah harus mengarahkan perjuangan politiknya bagi
kepentingan Islam dan umat Islam. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemuda
Muhammadiyah dituntut melakukan langkah-langkah sistematis dan strategis
melalui empat strategi dan lapangan perjuangan politik yaitu: Pertama,
melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan
kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana
dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di
tingkat kelembagaan negara.
Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan
atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high
politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan
moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di
tingkat masyarakat dan negara.
Ketiga, mengelola fragmentasi potensi dan kekuatan politik secara baik dan
benar agar seluruh kepentingan umat Islam dapat terakomodasi secara maksimal.
Bila usaha untuk mempersatukan partai-partai politik Islam di bawah satu
bendera sulit dilakukan, maka hal yang paling mungkin dilakukan adalah
mempersatukan politisi Islam di lembaga-lembaga legislatif mulai dari tingkat
pusat sampai ke daerah-daerah. Meskipun kenderaan politik berbeda, namun tujuan
dan orientasinya haruslah tetap sama.
Keempat, pembumian nilai-nilai keislaman di jalur kultural (cultural
approach). Melalui lahan ini, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang
cukup besar untuk meningkatkan energi sumber daya umat sebagai basis penguatan civil
society. Target akhir yang ingin dicapai adalah agar Pemuda Muhammadiyah
dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara maksimal dalam menjaga
kelangsungan agama sekaligus menata kehidupan dunia (hirasat al-din wa
siyasat al-dunya).
·
Dimensi Kebudayaan dan
Peradaban
Melalui kalkulasi sederhana, Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa
peradaban Barat lebih maju dari peradaban Islam, antara lain dibuktikan dengan
perkembangan ekonomi, teknologi, dan stabilitas kehidupan sosial-politik yang dicapai
Barat. Dengan menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat fisik material, fenomena
kebangkitan peradaban Barat merupakan keniscayaan.
Namun bila dikaji lebih dalam, kemajuan sains dan teknologi yang
menjadi basis fundamental bangunan peradaban Barat justru telah menelantarkan
dunia di ambang pintu krisis global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Krisis global yang dihadapi umat manusia di planet ini telah menyentuh hampir
seluruh dimensi kehidupan seperti bidang kesehatan, teknologi, ekonomi, politik,
ekologi, dan hubungan sosial. Krisis juga melanda dimensi-dimensi intelektual,
moral, dan spiritual. Anehnya, peradaban Barat ini dijadikan sebagai cermin
yang harus diikuti oleh semua negara, termasuk negara-negara Islam. Inilah yang
menyebabkan rapuhnya fondasi peradaban dunia secara global.
Kerapuhan fondasi peradaban Barat itu merupakan peluang besar bagi
Pemuda Muhammadiyah untuk membangun peradaban alternatif yang berdimensi moral
dan spiritual. Agenda utama yang harus dikedepankan antara lain membangun
kesadaran eksistensial manusia yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Keyakinan
terhadap kehadiran
Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupan akan memberikan kekuatan
sekaligus kedamaian dalam hati setiap manusia yang menjadi aktor pendukung
setiap kebudayaan. Bertolak dari realitas obyektif di atas, Pemuda Muhammadiyah
dituntut untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan dengan melakukan
upaya-upaya rekonstruktif melalui upaya pembumian wahyu melalui
kontekstualisasi ajaran Islam. Kontekstualisasi ajaran Islam tentu saja harus
dibarengi dengan upaya eksplorasi ilmu pengetahuan (scientific exploration).
Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga harus mengambil peran dalam upaya
mencari penemuan-penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan (scientific
discovery). Dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi ilahiyah-lah,
tatanan kebudayaan dan peradaban dunia dapat diwujudkan secara baik.
BAB III
KESIMPULAN
Perjuangan Muhammadiyah
adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah
tersebut dilaksanakan melalui gerakan dakwah amar makruf nahi munkar di seluruh
lapangan kehidupan dengan sasaran umat da’wah dan umat ijabah baik pada level
perseorangan maupun masyarakat.
Muhammadiyah
sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa
mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang
dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai
tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar